Sabtu, 05 Juni 2010

Rachel Corrie (1979 - 2003)

Mendengar kapal Irlandia bernama Rachel Corrie yang mengikuti jejak "Freedom Tortilla" yang mengirimkan bantuan kepada Palestina di Gaza,  saya teringat dengan peristiwa yang terjadi tahun 2003.  Nama kapal tersebut diambil dari nama seorang aktivis kemanusiaan bernama Rachel Corrie. Rachel Corrie lahir ditengah keluarga Kristen yang taat. Sejak kecil dia memang berbeda dengan kebanyakan anak-anak seusianya pada umumnya karena dia telah memberikan pandangan hidup tentang kemanusiaan. Hal ini terlihat pada saat Rachel masih dikelas 5 SD, dia berpidato tentang kemanusiaan dengan judul  "I'm Here Because I Care".


Mengutip beberapa sumber, Rachel pernah bergabung dengan beberapa LSM kemanusiaan dengan tujuan Merdeka menentang penjajahan dibeberapa negara. Suatu saat, Rachel mempelajari informasi tentang konflik Palestina dan Israel, kemudian berkesimpulan bahwa masih ada penjajahan besar terjadi dibumi Palestina oleh Israel. Pada saat hendak berangkat ke Palestina, Ibu Rachel bertanya “Rachel, untuk pergi ke Palestina, kewajibankah? Tak seorangpun menyalahkanmu untuk mengurungkan niat itu,”. Rachel pun menjawab, “Barang-barang sudah kukemas. Rasa takut itu manusiawi. Tapi kupikir, melakukannya tak mustahil. Harus kucoba, Mam.” Seatraktif apapun bujukan keluarganya, niat Rachel tak tergoyahkan.

Rachel berangkat ke Israel untuk transit ke Tepi Barat pada Januari 2003, dan setelah tiba, dia langsung bergabung bersama International Solidarity Movement (ISM) yang terdiri dari wqarga Jerman, Inggris, Italy, dll. Pergerakan ini hanya memiliki dua syarat partisipasi: Pertama, anggotanya harus yakin bahwa bangsa Palestina berhak merdeka berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB, dan kedua anggotanya hanya menggunakan cara tanpa kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.

Ketika tiba di Rafah, Rachel saksikan tank, bulldozer, menara-menara sniper dan pos-pos penggeledahan Israel terdapat diantara dan dibangun dipuing-puing bekas pemukiman penduduk Gaza. Tembok baja raksasa dibangun di reruntuhan dekat perbatasan Mesir. Dia banyak melihat hal seperti penderitaan orang-orang Palestina yang bertahan meski penindasan terus berlangsung. Warga Palestina yang dilihatnya berwajah lusuh dan menjalani hidup serba kekurangan, menderita dan menunggu giliran direnggut maut. Itulah kisah Rachel pertama saat pertama tiba di Palestina kepada Craig Corrie, Ibunda Rachel Corrie. Pada saat menelpon ibunya dari rumah seorang Palestina tempat dia tinggal, Rachel berujar kepada ibunya “Bisakah kau dengar itu…? Bisakah kau dengar itu…?” Dia menggambarkan betapa bunyi-bunyi ledakan nyaris tak berjedah diselingi suara peluru-peluru yang dimuntahkan.
Rachel mampu berbahasa Arab awalnya adalah dia mengasuh anak yatim massal Palestina dalam naungan Children’s Parliament. Di Rafah, Rachel dan anggota kemanusiaan lainnya menjadi benteng hidup, berdiri mengelilingi pekerja air kota Palestina yang menggali sumur. Dia hadang moncong laras panjang sniper-sniper militer Israel yang berada di menara benteng. Rachel dan rekan-rekan lainnya terus berdiri mengelilingi sumur-sumur yang sedang digali para pekerja hingga lewat tengah malam. Demi setetes air agar basahi tenggorokan pengungsi Palestina yang terkurung sejak lama di bui Gaza. Hanya itu satu-satunya cara, setelah kebun zaitun penduduk Palestina dilindas buldoser-buldoser tentara IDF (tentara pertahanan Israel), setelah tentara-tentara Israel menimbun sumur-sumur dengan puing-puing rumah penduduk.

Pada suatu kesempatan lain, Rachel menghadang tentara IDF yang hobi meluluhlantak pemukiman penduduk Palestina terutama Gaza. Rachel sengaja menghuni rumah penduduk yang menjadi incaran buldoser-buldoser Zionis-Israel. Rachel sadar, hak hidup merdeka milik semua bangsa, termasuk bangsa Palestina. 16 Maret 2003, dua bulldoser dan tank-tank Israel melaju kencang di jalanan Hi Salam, Rafah, Jalur Gaza, perbatasan Mesir menuju rumah-rumah penduduk Palestina. Satu buldoser dikendarai operator, dipandu seorang tentara yang berhenti tepat di depan rumah Nasrallah, salah satu keluarga di Rafah. Sudah beberapa hari Rachel tinggal di dalamnya. Bukan sekedar menumpang tidur, tapi Rachel sengaja menghendaki tentara IDF mengurungkan niat membongkar rumah itu karena keberadaannya. Juga, Rachel menegaskan tekadnya untuk bersama warga Palestina memperjuangkan kemerdekaan.

Kesan seram ini dipotret Rachel melalui e-mail yang dikirim kepada Mamanya: Dua kamar depan rumah mereka tak dapat digunakan. Dinding-dindingnya hancur ditembus peluru Israel. Seluruh anggota keluarga; tiga anak dan dua pasang suami istri tidur di ruang tengah. Aku tidur di lantai bersama anak perempuannya, Iman dalam satu selimut.

Sekitar jam 5 sore, buldoser meraung-raung meminta tumbal. Saat melintas, rantai roda baja itu menyemburkan onggokan tanah kering hingga menimpuk aktivis-aktivis yang menjadi benteng hidup rumah warga Gaza itu. Seorang aktivis Amerika terlempar berguling-guling sebelum akhirnya tersangkut di kawat berduri dan seorang aktivis Inggris terjepit dinding. Buldoser D9R Israel siap melindas rumah itu, Rachel bergegas lari menghampiri. Dia tahu, keluarga Nasrallah berada di dalamnya. Dia hadang buldoser itu selayak Polantas menghentikan mobil di jalan raya. Aksi ini biasa dilakukan aktivis ISM sebelumnya.

Buldoser Israel tak berhenti. Aktivis-aktivis ISM lain menjerit histeris melambai-melambaikan tangan. Mereka ketakutan. Raungan buldoser menindih semua suara. Melihat D-9R semakin bergairah menyeruduk, Rachel berupaya memanjat gundukan tanah yang dikeruk pisau buldoser agar tak tertelan. Posisi Rachel di atas gundukan itu cukup tinggi, pasti tentara IDF yang mengoperasikan kendaraan baja itu melihatnya. Tapi serdadu itu tetap tancap gas. Rachel terbanting kemudian terseret pisau Bulldozer. D9R terus melaju. Rantai-rantai baja bergemeretak melindas Rachel, kemudian mundur. Tersisa tubuh hancur Sang gadis Olympia.





Saksi mata mengatakan, sopir buldoser Israel sengaja melindas Corrie karena saat itu posisi Corrie terlihat jelas dan mengenakan jaket warna oranye menyala. Namun laporan militer Israel yang dirilis pada bulan Juni 2003 menyebutkan apa yang terjadi pada Corrie adalah “kecelakaan”.

Teman-teman Rachel bergegas menghampiri. Rachel masih hidup kala itu. Dia sempat berkata, “Sepertinya punggungku remuk.’’ Tak lama ambulan Palestina datang. Saat itu dipastikan tiada harapan hidup bagi Rachel. Gadis berambut pirang itu dinyatakan meninggal beberapa saat setelah tiba di rumah sakit lokal.

Sayang, Rachel Corrie berada di pihak yang “salah.” Dia mati dilindas buldoser Israel. Karena alasan itulah pemerintahnya (Amerika Serikat) mendiamkan dan menghentikan kasusnya.

Kamis, 25 Maret 2010

Bersyukur Dalam Kejayaan, Bersabar Dalam Kesukaran

Judul diatas saya kutip dari komentar salah seorang pembawa acara radio favorit saya. Mudah sekali untuk diucapkan, tapi apa benar kalau hal itu bisa dengan mudahnya kita terapkan dikehidupan sehari-hari ? Hanya sedikit orang yang bisa menerapkannya. Saya sendiri belum sepenuhnya bisa, tapi masih tetap mencoba dan mencoba terus. Jika kita dapat berpikir dengan jernih, penerapan rasa syukur dan sabar adalah kunci utama menuju kebahagiaan. Orang yang dapat menjalani hal ini, pasti akan selalu berpikir positif terhadap suatu hal.

Misalkan, kita memiliki karir yang sukses dibanding kebanyakan orang lainnya. Terkadang sifat arogansi atas kesuksesan akan muncul, entah didalam hati saja ataupun diaplikasikan kedalam perilaku keseharian. Kesuksesan seringkali identik dengan penghasilan yang besar. Penghasilan yang besar seringkali diimbangi oleh pola hidup konsumtif. Meskipun dalam teori ekonomi disebutkan semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin bertambah kebutuhannya, tapi sebenarnya banyak yang menjadi konsumtif karena kebutuhan akan penghargaan dan keinginan untuk lebih dapat aktualisasi diri (teori hirarki kebutuhan maslow yang ke 4 dan ke 5). Bukan berarti tidak boleh lho untuk meningkatkan taraf hidup atau menambah kelengkapan kebutuhan hidup, atau berusaha untuk membuat hidup kita menjadi lebih nyaman...  sangat boleh namun jangan lupa agar kita jangan sampai melampaui batas atau berlebihan. Keinginan untuk memiliki penghasilan yang besar sering menjadi dasar bagi setiap orang untuk mengejar kesuksesan.

Seringkali kesuksesan yang kita kejar, baik yang tercapai ataupun belum membuat kita sering lupa bahwa terkadang yang kita miliki sekarang untuk diri kita sudahlah cukup. Tanpa disadari seringkali kita mengeluh, entah keluhan karena merasa kurang akan pendapatan yang disebabkan banyak hal yang belum terbeli, kurang akan penghargaan (posisi), Iri dengan orang lain yang lebih maju daripada kita, dan lainnya. 

Allah akan sangat mudah untuk membalikkan keadaan kita apabila Ia mengkehendaki. Seringkali kita mendapat kelancaran dan kemudahan dalam menjalani hidup ini, dan terkadang kita mengeluh lalu mendapat apa yang kita mau, kemudian diberi lagi, dan seterusnya diberi lagi yang oleh Allah dari apa yang kita inginkan atau yang kita keluhkan. Tapi seringkali raihan ini tidak membuat kita sadar bahwa kita sedang diuji oleh Allah, dan ini bukan berarti Allah sayang dengan kita. Terkadang Allah mencintai kita dengan cara memberi cobaan, seperti dengan cara kesuksesan dan kenikmatan yang kita miliki diambil, entah dengan cara adanya pengurangan pegawai dikantor, bisnis tidak sesuai harapan, atau lainnya. Disaat sedang mengalami kesukaran tersebut, pertanyaannya apa yang akan kita lakukan kalau ternyata kita yang mengalaminya? Apakah kita tergolong orang yang bersabar? Atau malah semakin jauh dari Allah?  Apabila diri kita diberi kesuksesan entah dalam hal apa saja, tanyalah pada hati diri kita,  apakah kita merasa bahagia yang nyata? Apakah kita sukses karena Allah menyayangi kita atau Allah sedang menguji kita?

Pada saat kita sukses janganlah kita sombong dan menjadi orang yang lupa diri, ingatlah hadis ini: Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi (HR. Muslim). Dan  apabila kita diuji dengan kesusahan yang berat, maka ingatlah ayat Quran ini : Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al Baqarah 286).

Jika kita bersyukur disaat kita sedang meraih kesuksesan, dan bersabar dalam menghadapi ujian-Nya, Insya Allah jalan menuju kebahagiaan yang sempurna akan dapat diraih.

Minggu, 14 Maret 2010

The Great Blue Hole

Salah satu keunikan di dunia yang tidak banyak diketahui orang adalah "lubang biru" terbesar yang biasa dikenal dengan nama The Great Blue Hole. Terletak di pasisir timur Amerika Tengah, berbatasan dengan Meksiko, Guatemala dan Honduras. Keunikan lain, warna air di dalam lubang besar itu bisa berubah warna.

Lubang ini terletak di dekat pusat Lighthouse Reef dengan bentuk bulat sempurna, lebih dari 1.000 kaki (305 meter) dan dalamnya 480 di kaki (146 meter). Menurut ilmuwan, The Blue Hole adalah hasil dari runtuhan berulang-ulang dari suatu sistem gua batu kapur yang terbentuk selama permukaan laut yang lebih rendah pada saat perjalanan zaman es terakhir. Selama jutaan tahun lubang dulunya sebuah gua kering yang besar dan stalaktit dan stalagmit perlahan-lahan mulai terbentuk. Ketika zaman es terakhir berakhir ribuan tahun yang lalu, permukaan air laut naik dan menutupi gua.

Fenomena geografis yang luar biasa ini adalah salah satu tempat menyelam paling menakjubkan di dunia, yang dibuat terkenal oleh Jacques-Yves Cousteau yang menyatakan itu adalah salah satu dari 4 situs scuba diving terbaik di Bumi. Pada tahun 1971, ia membawa kapal Calypso dan kapal selam ke lubang untuk bagan kedalamannya dan memeriksa stalaktit diskors dari dinding menggantung.

Kedalamannya menciptakan warna biru nila namun dari atas terlihat bewarna biru gelap dan sesekali biru cerah. Daerah yang lebih dalam di dalam Lubang Biru ini tidak mempunyai kehidupan melimpah karena dindingnya yang membatasi, sehingga mengakibatkan kurangnya sirkulasi air dan cahaya.

Jumat, 12 Maret 2010

Ibnu Sina (980-1037)


Dikenal juga dengan panggilan Avicenna oleh dunia barat, adalah orang yang pertama kali mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap. Ibnu Sina yang bernama lengkap Abu Ali Sina lahir pada tahun 370 H/ 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan saat ini. Dengan kemampuan intelektual yang luar biasa, dia mampu menghafal Al Quran pada usia 5 tahun.

Belajar ilmu kedokteran pada saat berumur 16 tahun, dan pada saat usianya mencecah tujuh belas tahun, Allah memberinya jalan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Ibnu Sina berhasil menyembuhkan penyakit raja Bukhara saat itu, Nooh ibn Mansoor. Ini benar-benar karomah Allah, sebab banyak tabib dan ahli tak berhasil meyembuhkan penyakit sang raja sebelumnya. Sebagai penghargaan sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, paling tidak untuk sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik.

Ibnu Sīnā mengembangkan sistem medis yang menkombinasikan antara pengalaman pribadi dalam pengobatan Islam, sistem pengobatan Yunani dokter Galen, metafisika Aristoteles serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian dan India.  Ia juga dianggap sebagai Bapak dari pengobatan modern, dan pharmacology khususnya untuk pengenalan sistematis eksperimen dan hitungan ke dalam studi fisiologi, penemuan itu menular dari sifat infeksius penyakit, pengenalan karantina untuk membatasi penyebaran penyakit menular, pengenalan percobaan obat-obatan, berdasarkan bukti-obat, uji klinis. Ia adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berada kaitan dan saling mendukung. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kedokteran.

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.

Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah.

Rabu, 10 Maret 2010

Desa Petir Catatumbo



Catatumbo adalah suatu desa di Venezuella yang memiliki keunikan yaitu petir yang selalu muncul selama 10 jam setiap malamnya, Atau 140 - 160 malam dalam setiap tahunnya, atau kira-kira petir tersebut muncul 1,2 juta kali dalam setahun. Petir ini dapat dilihat dari jarak kurang lebih 400 KM dan digunakan para pelaut sebagai alat bantu navigasi.


Hingga saat ini masih banyak para ilmuwan yang belum dapat memberikan jawaban kenapa desa ini yang selalu dihampiri petir yang cukup sering.